Doa merupakan kunci pembuka
pintu-pintu rahmat dan penolak bala baik sebelum terjadinya bala maupun setelah
terjadinya. Perhatikanlah hadits dibawah ini.
Dari Ibnu Umar ra, berkata, ‘Rasulullah
bersabda “Barangsiapa dibukakan baginya
pintu doa, berarti telah dibukakan pula baginya pintu-pintu rahmat. Dan,
tidaklah Allah dimintakan sesuatu untuk diberikan-Nya yang lebih baik Dia
cintai daripada bila dia diminta untuk (memberi) kesehatan. Sesungguhnya doa
itu bermanfaat terhadap musibah baik yang telah menimpa maupun yang belum
menimpa. Maka dari itu wahai hamba Allah hendaklah kalian selalu berdoa”’.(HR
Tirmidzi -3548, dihasankan oleh Al-Albani).
Aisyah ra berkata,
:Rasulullah bersabda:
‘Kewaspadaan tidak mampu menolak takdir, sedang doa mampu memberikan
manfaat terhadap musibah baikyang sudah menimpa maupun yang belum menimpa.
Apabila bala turun, ia akan ditemui doa, kemudian keduanya akan berbenturan
hingga hari kiamat”. (HR Ath-Thabrani dan Hakim, dihasankan Al-Albani).
Penjelasan dari Al-Mubarakfuri
tentang sabda Nabi SAW ‘barangsiapa
dibukakannya pintu doa’ artinya Allah memberikan taufik kepadanya untuk
banyak-banyak berdoa kepadanya dengan memperhatikan syarat-syaratnya dan
adab-adabnya. Sedangkan yang dimaksud dengan ‘berarti telah dibukakan pula baginya pintu-pintu rahmat’ adalah
bahwa permintaannya kadang dikabulkan dan terkadang berbuah tertolaknya
kejelekan lain yang akan menimpanya.
Sedagkan maksud dari ‘doa itu bermanfaat terhadap musibah yang
telah menimpanya” adalah apabila musibah itu masih tergantung, ia akan diangkat
atau jika akan juga menimpanya maka ia akan diberikan kesabaran dan akan terasa
ringan baginya untuk menjalaninya, atau menjadikannnya ridho terhadap musibah
tersebut sehingga ia bisa menikmati musibah itu terjadi.
Dan yang dimaksud dengan ‘maupun yang belum menimpa’ adalah
musibah yang belum menimpanya akan diangkat sebelum terjadi.
Jika demikian adanya mari
kita berdoa sebanyak-banyak dikala lapang, sehat, dan senang apalagi dikala
ditimpa musibah.
Dari Hasan Ahmad Al-Hamman
dalam “Terapi dengan Ibadah”