Atasi Cobaan Yang Sulit dengan DOA

Jika Anda mendapat cobaan yang sulit, tak ada yang pantas Anda lakukan kecuali berdoa dan menyerahkan semuanya kepada Allah setelah bertobat dengan serius. Kekeliruan memang akan memperoleh balasan berupa siksa. Saat kekhilafan terhapus dengan taubat, terangkatlah penyebab siksa itu. Andaikata Anda bertobat dan berdoa namun tak ada tanda akan dikabulkan, periksalah diri Anda. Mungkin taubat Anda tidak benar.

Jika demikian, perbaikilah, lalu berdoalah terus dan jangan sekali-kali merasa bosan. Mungkin kemaslahatan akan Anda terima jika doa Anda tidak segera dikabulkan, atau mungkin jika dikabulkan, doa Anda tidak membawa maslahat apa-apa.  Meskipun demikian, Anda tetap mendapat pahala dan akan terus memperoleh manfaatnya. Diantara manfaat itu adalah Allah tidak memberi apa-apa yang Anda minta, namun Dia menggantinya dengan yang lain.

Jika iblis mendatangi Anda dan berkata, ”Betapa seringnya Anda berdoa, namun doamu tidak dijawab sama sekali” jawablah dengan jawaban yang membuatnya tidak bisa berbuat apa-apa. Katakan kepadanya, “Saya berdoa untuk beribadah, Saya yakin bahwa jawaban dari doa itu pasti ada”.

Kemungkinan penundaan jawaban doa itu karena Allah melihat kepentingan yang berdoa. Jawaban akan datang pada saat yang tepat. Kalaupun tidak terjawab, yang pasti orang itu telah melakukan ibadah dan merendahkan diri didepan Sang Khaliq.

Berhati-hatilah, jangan sekali-kali meminta sesuatu kecuali dengan permintaan yang baik. Permintaan duniawi dapat menyebabkan permintanya terjerumus ke dalam jurang kehancuran.


Imam Ibnu Al-Jauzi dalam kitab Shaidul Khatir

Bacaan Ayat Kursi Selesai Sholat Wajib Menjadi Tiket Masuk Surga

doamuslim.com

Dari Abu Umamah ra, berkata Rasulullah SAW bersabda “Barangsiapa yang membaca ayat Kursi pada setiap selesai sholat wajib/fardhu, tidak akan pernah terhalang baginya untuk masuk surga kecuali maut”. (Hadits Riwayat Nasa’i dan disahihkan oleh Ibnu Hibban).


Jadi mari kita jadikan zikir membaca ayat kursi ini selesai sholat wajib sebagai salah satu zikir yang tidak pernah kita tinggalkan, selain zikir-zikir lainnya tentunya.


Doa Menyambut Bulan Rajab, Sya’ban Dan Ramadhan

 Doa tersebut berbunyi:


 (Allahumma baarik lana fii Rajaba wa Sya’baana Wa Ballighna Ramadhana)
“Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban. Dan izinkanlah kami menemui bulan Ramadhan”

Demikianlah doanya. Namun ketahuilah doa ini di dasari oleh hadits yang dhaif (lemah). Dengan kata lain, doa ini tidak diajarkan oleh RasullahShallallah‘alaihi Wasallam. Berikut penjelasannya:

Teks Hadits
Hadits ini terdapat dalam Musnad Imam Ahmad (1/256) dengan teks berikut:
 “Abdullah menuturkan kepada kami: ‘Ubaidullah bin Umar menuturkan kepada kami: Dari Za’idah bin Abi Ruqad: Dari Ziyad An Numairi Dari Anas Bin Malik, beliau berkata: ‘Jika bulan Rajab tiba Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berdoa: Allahumma baarik lana fii Rajaba wa Sya’baana Wa Ballighna Ramadhana, dan beliau juga bersabda: Pada hari Jum’at, siangnya ada kemuliaan dan malamnya ada keagungan”

Takhrij Hadits :
Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Sunni dalam kitab Amalul Yaum Wal Lailah (659) dari jalur riwayat Ibnu Mani’ yang ia berkata: “Ubaidullah bin Umar Al Qowariri mengabarkan kepadaku hadits ini”.

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman (3/375), dari jalur periwayatan Al Hafidz Abu Abdillah ia berkata, “Abu Bakr Muhammad bin Ma’mal menuturkan kepada kami, Al Fadhil bin Muhammad Asy Sya’rani menuturkan kepada kami, dari Al Qowariri..”.

Hadits ini juga diriwayatkan Abu Nu’aim di kitab Al Hilyah (6/269) dari jalur periwayatan Habib Ibnu Hasan dan Ali bin Harun, mereka berdua berkata: “Yusuf Al Qadhi menuturkan kepada kami: Muhammad bin Abi Bakr menuturkan kepada kami, Zaidah bin Abi Ruqad menuturkan kepada kami hadits ini”.

Hadits ini juga diriwayatkan oleh Al Bazzar dalam dalam Musnad Al Bazzar (lihat Mukhtashor Az Zawaid karya Ibnu Hajar Al Asqalani, 1/285) dari jalur periwayatan Ahmad bin Malik Al Qusyairi dari Za’idah.

Status Perawi Hadits
1. Za’idah bin Abi Ruqqad
Imam Al Bukhari berkata: “Hadits darinya mungkar”. Abu Daud berkata: “Aku tidak mengetahui riwayat darinya”. An Nasai berkata: “Aku tidak mengetahui riwayat darinya”. Adz Dzahabi dalam Diwan Adh Dhu’afa berkata: “Hadits darinya bukanlah hujjah”. Ibnu Hajar Al Asqalani berkata: “Hadits darinya mungkar”

2. Ziyad bin Abdillah An Numairi Al Bishri
Yahya bin Ma’in berkata: “Hadits darinya lemah”. Abu Hatim Ar Razi berkata: “Haditsnya memang ditulis, namun tidak dapat dijadikan hujjah”. Abu Ubaid Al Ajurri berkata: “Aku bertanya pada Abu Dawud tentang Ziyad, dan beliau menganggapnya lemah”. Ad Daruquthi berkata: “Haditsnya tidak kuat”. Ibnu Hajar berpendapat: “Ia lemah”

Pendapat Para Ahli Hadits Tentang Hadits Ini
  1. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman (3/375) berkata: “Hadits ini diriwayatkan hanya dari Ziyad An Numairi, ia pun hanya meriwayatkan dari Za’idah bin Abi Ruqad, sedangkan Al Bukhari mengatakan bahwa Za’idah bin Abi Ruqad hadist-nya munkar”.
  2. An Nawawi menyatakan dalam Al Adzkar (274): “Kami meriwayatkan hadits ini di Hilyatul Auliya dengan sanad yang terdapat kelemahan”.
  3. Syaikh Ahmad Syakir berkata dalam takhrij Musnad Imam Ahmad (4/100-101): “Sanad hadits ini dhaif”.
  4. Syaikh Syu’aib Al Arnauth berkata dalam takhrij Musnad Imam Ahmad (4/180): “Sanad hadits ini dhaif”
  5. Syaikh Al Albani dalam takhrij Misykatul Mashabih (1/432) berkata: “Al Baihaqi menyatakan hadits ini aziz dalam Syu’abul Iman, namun Al Munawi melemahkannya dengan berkata: ‘Secara zhahir memang seolah Al Baihaqi memberi takhrij dan menyetujui keabsahan hadits ini. Namun tidak demikian. Bahkan Al Baihaqi melemahkannya dengan berkata: (beliau membawakan perkataan Al Baihaqi pada poin 1)’”


Sumber Artikel Muslim.Or.Id