Jangan sampai tertundanya karunia
Tuhan kepadamu, setelah kau mengulang-ulang doamu, membuatmu putus asa. Karena
Dia menjamin pengabulan doa sesuai pilihan-Nya, bukan sesuai pilihanmu; pada
waktu yang diinginkan-Nya, bukan pada waktu yang kauinginkan.
Allah berfirman ”Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku
kabulkan bagimu” (QS:Al-Mu’min;60)
Doa yang pengabulannya ditunda,
mungkin lebih baik bagi seseorang
daripada doa yang pengabulannya disegerakan. Karena bisa jadi,penundaan
doa itu ditujukan agar ia semakin bersungguh-sungguh dalam beribadah dan
semakin merasa takut kepada Allah. Dalam situasi ini, biasanya syetan akan datang
dan membisikkan “Jika benar tekadmu kuat, Tuhanmu pasti sudah mengabulkan
doamu, menghilangkan sifat-sifat kemanusiaanmu yang buruk, dan mewujudkan
segala keinginanmu.” Sehingga engkaupun tak sadar bahwa ditundanya pengabulan
doa itu adalah lebih baik bagimu.
Bisa jadi juga ditundanya
pengabulan doa tersebut disebabkan sifat-sifat burukmu yang terlalu banyak dan
tidak bisa dihilangkan kecuali dalam waktu yang lama, sehingga mujahaddah dan
riyadhah yang dilakukan masih belum berpengaruh pada pengabulan doa-doa.
Orang-orang arif mengumpakan alam ini
dengan tanah yang ditumbuhi tumbuhan berduri, kadang durinya besar-besar dan
banyak sehingga sulit dilalui dan bisa melukai. Kadang durinya kecil-kecil dan
sedikit, dan mudah dihilangkan. Demikian juga sifat-sifat jiwa, ada yang
bersifat buruk dan berjumlah banyak, sehingga untuk menghilangkannya butuh
waktu lama dan perjuangan panjang. Terkadang ada juga sifat-sifat itu tidak
terlalu buruk dan hanya sedikit sehingga tidak perlu waktu yang lama dan
perjuangan yang panjang untuk membersihkannya. Ketika tujuan utama seseorang
adalah menghilangkan sifat-sifat buruk jiwa, meski itu memakan waktu yang lama
dan berakhir di ujung usia, semua penderitaan dan perjuangannya selama masa itu
tidaklah seberapa dibandingkan dengan tujuan utamanya.
Sumber: Kitab Al-Hikam karya Ibnu
Atha’illah Al-Iskandari