Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta
alam. Shalawat dan salam atas Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Pada dasarnya, doa-doa yang disyariatkan dalam Al-Qur'an
maupun Sunnah sangat mujarab dan penuh manfaat. Khasiat yang disebutkan di
dalamnya benar-benar ada. Baik doa tersebut berisi permintaan kebaikan atau
perlindungan dari keburukan.
Misalnya doa saat sinnggah di sebuah tempat dalam hadits
dari Khaulah binti Hakim al-Salamiyah Radhiyallahu 'Anha berkata: Aku
mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ نَزَلَ مَنْزِلًا ثُمَّ قَالَ
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ يَضُرَّهُ
شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ
"Siapa yang singgah di suatu tempat, lalu ia
membaca: A'udzu Bikalimaatillaahit Taammaati min Syarri Maa Khalaq (Aku
berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk
yang diciptakan-Nya) maka tak ada sesuatupun yang membahayakannya sehingga
ia beranjak dari tempatnya tersebut." (HR. Muslim)
Siapa yang membaca doa ini dengan benar, maka ia akan
terlindungi dari berbagai gangguan, keburukan, dan kejahatan (seperti sakit
atau pengaruh buruk) yang ditimbulkan oleh makhluk yang memiliki keburukan dan
potensi jahat, seperti jin, manusia, dan selainnya, baik yang nampak atau tersembunyi
sehingga ia meninggalkan termpat tersebut. Seperti sabda Nabi Shallallahu
'Alaihi Wasallam, "Maka tak ada sesuatupun yang membahayakannya sehingga
ia beranjak dari tempatnya tersebut."
Imam al-Qurthubi telah memberikan kesaksian atas doa
ini. Beliau telah membuktikannya dan biasa mempraktekkannya, sehingga pada
suatu malam beliau lupa membacanya saat memasuki rumahnya sehingga beliau
tersengat kalajengking. Lalu beliau berkata, "Maka aku berpikir
(merenung), ternyata aku telah lupa berta'awudz (berlindung) dengan
kalimat-kalimat tersebut."
Namun terkadang seseorang yang sudah membacanya namun
masih juga tersengat binatang, diganggu jin, atau kecurian. Apanya yang salah?
Apa doanya tidak mujarab? Ataukah yang mengabarkan berdusta?
Seorang muslim wajib mengimani, apa yang diberitakan
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah benar, dan apa yang beliau
perintahkan pasti membawa manfaat. Beliau tidak berdusta dan tidak
mengarang-ngarang sendiri dalam memberikan tuntutan. Semua itu berasal dari
wahyu yang beliau terima dari Rabbnya dan Tuhan kita semua.
. . . doa dan bacaan ta’awudz (perlindungan) itu seperti
senjata (pedang). Hebatnya sebuah pedang bukan hanya bergantung kepada
ketajamannya saja, tapi juga orang yang menggunakannya. . .
Ibnul Qayyim dalam kitabnya Al-Jawab al-Kaafi Liman
Sa-ala ‘An al-Daa’ al-Syaafii, menjelaskan tentang sebab doa itu mujarab.
Beliau mengibaratkan doa dan bacaan ta’awudz (perlindungan) itu seperti senjata
(pedang). Hebatnya sebuah pedang bukan hanya bergantung kepada ketajamannya
saja, tapi juga orang yang menggunakannya. Apabila pedang itu sempurna, tidak
ada cacatnya, sementara penggunanya adalah orang yang kuat, serta
penghalang-penghalangnya hilang, maka pedang tersebut pasti bisa membinasakan
musuh. Namun sebaliknya, jika salah satu dari tiga syarat tadi luput, maka
kehebatannya juga berkurang.
Begitu juga doa, jika kalimatnya sendiri tidak benar,
atau orang yang berdoa tidak mengabungkan antara hati dan lisannya dalam
berdoa, atau di sana ada penghalang dari dikabulkannya doa, maka pasti tidak
akan diperoleh manfaat dari doa yang dibaca tersebut.
Misalnya, membacakan surat Al-Fatihah atas orang sakit
akan menjadi obat. Namun ada orang yang membacanya, tapi tidak menyembuhkan.
Maka itu bukan karena al-Fatihahnya yang tidak mujarab, tapi bisa jadi karena
salah membacanya, pembacanya tidak kuat keyakinannya atau adanya mawani' antara
sebab dan pengaruhnya.
Misal lain, orang yang membaca doa ketika akan berjima'
maka syetan tidak akan bisa menimpakan gangguan pada anak tersebut. Namun, ada
orang yang sudah membacanya, tapi anaknya tetap diganggu syetan. Maka hal itu
bukan karena doanya tidak benar, tapi bisa ada masalah pada diri orang yang
berdoa atau adanya mawani' yang menghalangi terkabulnya manfaat.
Maka saat doa tidak dikabulkan, hendaknya ia
mengintrospeksi diri dan mencari tahu apa yang menghalangi dari terkabulnya doa
perlindungan yang dibacanya tersebut. Mungkin, karena makanan yang tidak halal,
banyaknya kemaksiatan yang dikerjakan, atau mungkin masih ada durhaka kepada
orang tua. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com]
Oleh: Badrul Tamam
sumber: http://www.voa-islam.com