Jumlah dan banyaknya rezeki yang akan di terima oleh
seorang hamba telah ditetapkan sejak ia masih dalam kandungan. Jika ia
ditakdirkan untuk mendapatkan rezeki sebesar gunung uhud selama hidupnya, ia
akan mendapatkannya. Ia akan menerima rezekinya yang telah ditetapkan, baik
halal maupun haram. dan ia belum akan meninggalkan dunia ini sebelum rezekinya
terpenuhi.
Kadang manusia memiliki harta yang banyak, namun masih
saja terasa sedikit dan kurang. Begitu juga sebaliknya, kadang seseorang memiliki
harta yang sedikit, namun mereka merasa berkecukupan.
Bagi orang yang merasa kurang, kadang ia mencoba
mencukupi dirinya dengan cara yang tidak benar. Maka jadilah ia mendapatkan
rezekinya tidak halal. Alangkah meruginya.
Untuk itu doa meminta rezeki yang halal dan meminta
kecukupan akan nikmat Allah adalah sangat penting untuk selalu dilantunkan. Seperti
yang baginda Rasul SAW menyarankan kepada umatnya untuk membaca doa berikut:
اَللّٰهُمَّ اَكْفِنِيْ بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ، وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ.
“Allahummakfinii bihalaalika ‘anharoomika, Wa
aghninii bifadhlika ‘amman siwaaka”
Artinya :
“Ya Allah, berilah aku kecukupan dengan
rezeki yang halal, sehingga aku tidak memerlukan yang
haram, dan berilah aku kekayaan dengan karuniamu, sehingga aku tidak
memerlukan bantuan orang lain, selain diri-Mu.” ((HR. At-Tirmidzi dan. Ahmad)