Hendaknya Anda membaca sebelum terbitnya matahari (sebelum cahayanya menyinari bumi) dan sebelum terbenamnya matahari membaca: Surat al-Fatihah 7 kali, Ayat al-Kursi 7 kali, Surat al-Kafirun 7 kali, Surat A-Ikhlas 7 kali, Surat al-falaq 7 kali, Surat an-Nas 7 kali, “Subhanallah walhamdulillah walailahaillallah wallahu akbar walaa haula wala quwwata illa billahil aliyyil adzim” 7 kali, “Rabbighfirli waliwalidayya walil mu’minina walmuknati walillmuslimina wallmulimatil ahya minhum wal amwati” 7 kali dan “Allahummafal bii wabihim ‘ajilan dan ajilan fi dunya alakhirati maa anta lahu ahlun walaa taf’al binaa yaa Mawlanaa maa nahnu lahu ahlun innaka ghafurun haliim jawwadun karimun rau’fun rahimun” 7 kali.
Wirid di atas
disebut al-Musab’atu al-‘Asyra (tujuh kali dalam sepuluh bacaan). Sebuah wirid
yang diamalkan Nabiyullah Khidhir as pemberian Rusulullah ﷺ yang dikutib
Hujjatu al-Islam al-Imam al-Ghazali dari Karaz bin Wabrah ra [¹] seorang wali
Abdal dalam kitab Ihya’ Ulumuddin.
Wirid tersebut
bermula dari kisah Karaz bin Wabrah ra saat kedatangan teman karibnya yang
berasal dari Negara Syam dan memberikan hadiyah sebuah wirid:
“Wahai Karaz!
Terimalah hadiyah ini dariku, ini adalah paling istimiwanya hadiyah yang aku
berikan padamu”. Ujar Sang Teman.
Karaz bin Wabrah
ra bertanya: “Wahai Saudaraku! Dari siapa kau mendapat hadiyah ini?
“Aku diberi
Ibrahim at-Taimiy [²]”. Jawab Sang Teman.
Karaz bin Wabrah
ra bertanya lagi: “Apakah kau tidak bertanya dari mana Ibrahim at-Taimiy
memperoleh wirid ini?”.
“Ibrahim
at-Taimiy ra berkata: “Pada suatu hari aku duduk halaman Ka’bah sedang membaca
Tahlil, Tasbih, Tahmid dan Tamjid (kalimat pengagungan pada Allah ﷻ) lalu
datanglah seorang laki-laki menghampiriku, mengucapkan salam dan duduk sampang
kananku. Laki-laki itu sungguh menakjubkan dan mempesona yang tidak dipernah
aku jumpai ketampan wajahnya, keindahan pakiannya, putih kulitnya dan keharuman
aroma tubuhnya di zamanku. Kemudian aku bertanya: “Wahai Hamba Allah! Siapah
Tuan dan dari mana Tuan berasal?”. “Aku adalah Al-Khadhir”. Jawabnya singkat.
Lalu aku bertanya lagi: “Apa tujuan Kisanak mendatangiku?”. “Aku datang
menemuimu untuk mengucapkan salam, mencintaimu karena Allah ﷻ dan aku mempunyai
hadiyah yang akan aku berikan kepadamu”. Aku bertanya kepadanya: “Hadiyah apa
itu?”. “Bacalah! Surat al-Fatihah 7 kali, Ayat al-Kursi 7 kali, Surat
al-Kafirun 7 kali, Surat A-Ikhlas 7 kali, Surat al-falaq 7 kali, Surat an-Nas 7
kali dst (Lihat: wirid selengkapnya) sebelum terbitnya matahari (sebelum
cahayanya menyinari bumi) dan sebelum terbenamnya matahari. Perhatikanlah!
Jangan Anda membacanya di waktu telah pagi dan sore”. Tutur al-Khadhir as.
Kemudian aku
bertanya: “Alangkah senang saya bila Tuan sudi memberi tahukan siapa yang telah
memberikan hadiyah istimiwa ini pada pada Tuan?”. “Aku beri Muhammad ﷺ”. Jawab
al-Khadhir as.
“Pahala apa yang
akan didapat bagi orang yang mau mengamalkan wirid ini?” Tanyaku sekali lagi.
Al-Khadhir menjawab: “Bila Anda kelak bertemu Muhammad ﷺ, tanyakan sendiri
pada-Nya. Apa pahala yang terkandung dalam membaca wirid itu? Dia tentu akan
berkenan menjelaskan pahala dari wirid itu”.
Setelah itu
Ibrahim at-Taimiy melanjukan kisahnya: “Pada suatu hari aku bermimpi,
seolah-olah ada para malaikat membawanya terbang hingga ke surga. Sesampai di
surga aku melihat semua isi surga yang indah dan menakjubkan yang tidak pernah
aku saksikan sebelumnya di belahan dunia manapun. Lalu aku memakan buah-buahan
di surga dan para malaikat menyuguhkan minuman padaku kenudian aku bertanya
pada malaikat di sana: “Untuk siapakah ini?” Malaikat itu menjawab: “Untuk
orang yang mengamalkan wirid, seperti wirid yang kau amalkan!”.
Tidak lama
kemudian Nabi Muhammad ﷺ mendatangiku bersama rombongan 70 para Nabi dan 70
barisan para malaikat, setiap satu barisnya sepanjang jarak tempuh arah timur
dan barat. Lalu Nabi ﷺ mengucapkan salam dan mengambil tanganku, aku pun
menjawab salam dan mengatakan pada-Nya: “Wahai Rasulullah! Al-Khadhir as pernah
mengatakan padaku bahwa dia memperoleh hadist ini dari-Mu”.
Rasulullah ﷺ
menjawab: “Khidhir benar!, Khidhir benar! Dan setiap apa yang diceriterakannya
pasti benar. Dia adalah orang yang paling berilmu di penduduk bumi, pimpinanya
Wali al-Abdal dan dia di antara tentera-tentara Allah ﷻ dibumi”.
Lalu aku
bertanya: “Wahai Rasulullah ﷺ! Barangsiapa mengerjakan wirid ini atau
mengamalkannya dan dia tidak bermimpi seperti mimpiku bersama-Mu saat ini,
adakah dia juga diberikan sesuatu yang sama seperti yang diberikan kepadaku?”
Rasulullah ﷺ
menjawab: “Demi Dzat yang mengutusku sebagai Nabi dengan hak! Sesungguhnya
orang yang mengamalkan wirid ini akan diberikan semua itu, walaupun dia tidak
pernah bermimpi, berjumpa denganku dan melihat surga. Sesungguh Allah ﷻ akan
mengampuni segala dosa besar yang pernah diperbuatnya, menghilangkan kemarahan
dan kutukan Allah ﷻ padanya, memerintahkan pada Shahibu asy-Syimal (malaikat
bertugas menjaga sebelah kiri) agar tidak menulis satu pun kesalahannya dari
perbuatan-perbuatan jeleknya sampai setahun lamanya. Demi Dzat yang mengutusku
sebagai Nabi dengan hak! Tidaklah seseorang mengamalkan wirid ini, kecuali
Allah ﷻ akan menjadinya orang yang beruntung dan tidaklah seseorang
meninggalkan amalan ini kecuali Allah ﷻ akan menjadinya orang yang celaka!”.
Al-Imam
al-Ghazali menambahkan: Seteleh kejadian mimpi itu Ibrahim at-Taimiy tidak
pernah lagi makan dan minum selama empat bulan.