Ada dua doa yang bisa
diamalkan sebagai berikut:
Pertama:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ
الْقُدُّوسِ
“Subhaanal malikil qudduus –dibaca 3x-
Artinya: Maha Suci
Engkau yang Maha Merajai lagi Maha Suci dari berbagai kekurangan” (HR. Abu Daud
no. 1430, An-Nasai no. 1735, dan Ahmad 3: 406. Al-Hafizh Abu Thahir mengatkaan
bahwa sanad hadits ini shahih).
Kedua:
اللَّهُمَّ إِنِّي
أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ
بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
“Allahumma inni a’udzu bi ridhaoka min sakhotik wa bi mu’afaatika
min ‘uqubatik, wa a’udzu bika minka laa uh-shi tsanaa-an ‘alaik, anta kamaa
atsnaita ‘ala nafsik” -dibaca 1x-
Artinya: Ya Allah, aku
berlindung dengan keridhaan-Mu dari kemarahan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu
dari hukuman-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak mampu
menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yang
Engkau sanjukan kepada diri-Mu sendiri]. (HR. Abu Daud no. 1427, Tirmidzi no.
3566, An-Nasa’i no. 1748 dan Ibnu Majah no. 1179. Al-Hafizh Abu Thahir
mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih)
Cara Baca “Subhaanal Malikil
Qudduus”
Dari Ubay bin Ka’ab, ia
berkata,
فَإِذَا فَرَغَ قَالَ
عِنْدَ فَرَاغِهِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ يُطِيلُ فِي
آخِرِهِنَّ
“Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah selesai dari
witirnya, beliau membaca ‘subhaanal malikil qudduus (sebanyak tiga kali)’,
beliau memanjangkan di akhirnya.” (HR. An-Nasa’i no. 1700, Ibnu Majah no. 1182.
Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Ibnu ‘Abdirrahman
bin Abza, dari bapaknya, ia berkata,
وَكَانَ يَقُولُ إِذَا
سَلَّمَ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثًا وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ
بِالثَّالِثَةِ
“Jika mengucapkan salam,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca, ‘Subhaanal malikil qudduus’ sebanyak tiga kali lalu
beliau mengeraskan suaranya pada ucapan yang ketiga.” (HR. An-Nasa’i no. 1733
dan Ahmad 3: 406. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Cara membacanya:
·
Mengeraskan bacaan
terakhir berbeda dengan bacaan “subhaanal malikil qudduus”
di pertama dan kedua.
·
Memanjangkan bacaan “qudduus” dengan empat atau enam harakat.
Apakah Ada Tambahan “Rabbil Malaikati war Ruuh”?
Dari Ubay bin Ka’ab, ia
berkata,
فَإِذَا سَلَّمَ قَالَ :«
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ». ثَلاَثَ مَرَّاتٍ يَمُدُّ بِهَا صَوْتَهُ فِى
الآخِرَةِ يَقُولُ :« رَبِّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ »
“Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan salam,
beliau mengucapkan, ‘Subhaanal malikil qudduus’ sebanyak
tiga kali dan di suara ketiga, beliau memanjangkan suaranya. Lalu beliau
mengucapkan, ‘Rabbil malaikati war ruuh.’ ” (HR. As-Sunan Al-Kubra
Al-Baihaqi 3: 40 dan Sunan Ad-Daruquthni 4: 371. Tambahan ‘rabbil malaikati war ruuh’ adalah tambahan maqbulah yang diterima).
Tambahan ‘rabbil malaikati war ruuh’ adalah tambahan yang
diterima. Sehingga doa setelah witir bisa pula dengan ‘subhaanal malikil quddus’ sebanyak 3 kali lalu bacaan
terakhir dikeraskan atau dipanjangkan lalu ditambahkan dengan rabbil malaikati war ruuh.