Nabi Nuh as adalah salah seorang nabi Ilahi yang memiliki
umur panjang sehingga umurnya menjadi perumpamaan.
Nabi Nuh as menyeru kaumnya untuk menyembah Allah swt dan
makrifat, dan melarang mereka dari menyembah berhala dan kebodohan. Umat nabi
Nuh as yang terbiasa dengan keyakinan-keyakinan nenek moyang mereka dan jauh
dari berfikir dan merenung, mengancam nabi Nuh as: “Mereka berkata: Sungguh
jika kamu tidak (mau) berhenti hai Nuh, niscaya benar-benar kamu akan termasuk
orang-orang yang dirajam.”[1]
Nabi Nuh as menengadahkan tangan dan berdoa:
رَبِّ إِنَّ قَوْمى كَذَّبُونِ * فافْتَحْ
بَيْنى وَبَيْنَهُمْ فَتْحاً وَ نَجِّنى وَ مَنْ مَعِىَ مِنَ المُؤمِنينَ
“Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah
mendustakan aku; maka itu adakanlah suatu keputusan antaraku dan antara mereka,
dan selamatkanlah aku dan orang-orang yang mukmin besertaku.”[2]
Allah swt dalam al-Qur’an Karim berfirman: “Maka Kami
selamatkan Nuh dan orang-orang yang besertanya di dalam kapal yang penuh
muatan. Kemudian sesudah itu Kami tenggelamkan orang-orang yang tinggal.”[3]
Di dalam al-Qur’an terdapat sebuah surat bernama surat Nuh
dan seluruh isi surat ini berhubungan dengan kisah nabi Nuh as.
Allah swt berfirman: “Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh
kepada kaumnya (dengan memerintahkan): Berilah kaummu peringatan sebelum datang
kepadanya azab yang pedih. Nuh berkata: Hai kaumku, sesungguhnya aku adalah
pemberi peringatan yang menjelaskan kepada kamu, (yaitu) sembahlah olehmu
Allah, bertakwalah kepada-Nya dan taatlah kepadaku, niscaya Allah akan
mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu sampai kepada waktu yang
ditentukan. Sesungguhnya ketetapan Allah apabila telah datang tidak dapat
ditangguhkan, kalau kamu mengetahui.”[4]
Seruan dan tabligh ini tidak membangunkan kaum beliau as
dan dengan alasan ini nabi Nuh as menyatakan kepada Allah swt sambil berkata:
“Nuh berkata: Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang,
maka seruanku itu hanyalah menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan
sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau
mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari mereka ke dalam telinganya dan
menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka tetap (mengingkari) dan
menyombongkan diri dengan sangat. Kemudian sesungguhnya aku telah menyeru
mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan, kemudian sesungguhnya aku
(menyeru) mereka (lagi) dengan terang-terangan dan dengan diam-diam, maka aku
katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah
Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan
membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.”[5]
Nabi Nuh as kemudian menunjukkan tanda-tanda kekuasaan
Allah swt di alam penciptaan kepada mereka. Namun tetap saja mereka tidak sadar
dan saling memesakan kepada sesama mereka supaya tidak berpaling dari
berhala-berhala mereka. Mereka terjerumus ke dalam dosa-dosa dan pada akhirnya
mereka menjadi penghuni neraka.
Pada kesempatan ini nabi Nuh as mengangkat tangan berdoa
dan menyatakan kepada Allah swt:
رَبِّ لا تَذَرْ عَلَى الأَرْضِ مِنَ
الكافِرِينَ دَيّاراً * إِنَّكَ إِنْ تَذَرْهُمْ يُضِلُّوا عِبادَكَ وَلا يَلِدُوا
إِلّا فاجِراً كَفّاراً * رَبِّ اغْفِرْ لِى وَلِوالِدَىَّ وَلِمَنْ دَخَلَ
بَيْتِىَ مُؤْمناً وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَالمُؤْمِناتِ وَلا تَزِدِ الظّالِمِينَ
إِلّا تَباراً
“Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara
orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Sesungguhnya jika Engkau biarkan
mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan mereka
tidak akan melahirkan selain anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir. Ya
Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman
dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau
tambahkan bagi orang-orang yang lalim itu selain kebinasaan.”[6]
Allah swt dalam surat Al-Qamar berfirman: “Sebelum mereka,
telah mendustakan (pula) kaum Nuh maka mereka mendustakan hamba Kami (Nuh) dan
mengatakan: Dia seorang gila (kerasukan jin) dan dia sudah pernah diberi
ancaman.”[7]
Nabi Nuh as pun menengadahkan tangan dan berdoa kepada
Allah swt:
أَنّى مَغْلُوبٌ فَانْتَصِرْ
“Sesungguhnya aku ini adalah orang yang dikalahkan (dalam
memberikan petunjuk kepada umat), oleh sebab itu tolonglah (aku).”[8]
Dalam surat Al-Mukminun ditegaskan:
“Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya,
lalu ia berkata: Hai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali
tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa
(kepada-Nya)?”[9]
Dalam kondisi ini nabi Nuh as mengangkat tangan berdoa:
رَبِّ انْصُرْنى بِما كَذَّبُونِ
Allah swt berfirman: “Lalu Kami wahyukan kepadanya: Buatlah
bahtera di bawah penilikan dan petunjuk Kami, maka apabila perintah Kami telah
datang dan tannur telah memancarkan air, maka masukkanlah ke dalam bahtera itu
sepasang dari tiap-tiap (jenis), dan (juga) keluargamu, kecuali orang yang
telah lebih dahulu ditetapkan (akan ditimpa azab) di antara mereka. Dan
janganlah kamu bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang lalim, karena
sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Apabila kamu dan orang-orang yang
bersamamu telah berada di atas bahtera itu, maka ucapkanlah:
اَلْحَمْدُ للَّهِِ الَّذى نَجَّينا مِنَ
الْقَوْمِ الظالمِينَ * وَقُلْ رَبِّ أَنْزِلْنى مُنْزَلاً مُبارَكاً وَأنْتَ
خَيْرُ المُنْزِلينَ
“Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari
orang-orang yang lalim. Dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat
yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat.”[11]
Nabi besar Islam Muhammad saw bersabda kepada Imam Ali as:
“Wahai Ali! Setiapkali engkau turun di suatu tempat katakan:
اللّهمّ أنزِلني مُنْزَلاً مبارَكاً وأنت
خير المنزِلين
Dalam hadis “400” yang Imam Ali as menjelaskan 400 ucapan
pendek dalam sopan santun kehidupan dan penghambaan kepada para sahabat beliau
disebutkan:[13] “Setiapkali kalian turun di suatu
tempat katakanlah:
اَللَّهُمَّ أَنْزِلْنَا مُنْزَلاً
مُبَارَكاً وَ أَنْتَ خَيْرُ المُنْزِلِينَ
Nabi Nuh as selama 950 tahun mentablighkan penyembahan
kepada Yang Esa, kesucian dan kebenaran di tengah-tengah umat beliau, akan
tetapi 10 abad tabligh dan dakwah tidak menyadarkan kaum yang terlelap dalam
kebodohan dan membangunkan mereka, dan dari semua benih tauhid dan pengesaan
Tuhan tidak bersinggah dan mekar selain sangat sedikit di hati yang lebih keras
dari batu. Disamping itu, mereka mengolok-olok nabi Ilahi as dan menuduhkan
tuduhan-tuduhan yang mereka sendiri layak menerimanya serta menganggap kaum
Mukminin yang bersama beliau as sebagai manusia-manusia yang rendah…
Dengan latar belakang kemaksiatan dan kejahatan seperti
inilah turun hujan yang sangat lebat dari langit dengan perintah Allah swt dan
air bersumber dari bawah tanah serta seluruh tempat dilanda banjir dan topan.
Nabi Nuh as yang telah siap menghadapi
persyaratan-persyaratan semacam ini dari sebelumnya berkata kepada kaum
Mukminin dan orang-orang yang bersamanya supaya naik ke atas bahtera yang
beliau buat dengan tangan beliau sendiri. Nabi Nuh ketika menaiki bahtera
berkata:
بِسْمِ اللَّهِ مَجْريها وَمُرْسيها إِنَّ
رَبّى لَغَفُورٌ رَحيم
“Dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan
berlabuhnya." Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.”[14]
Ketika itu air dari langit dan bumi
bertemu dan memenuhi semua tempat dan menelan orang-orang yang berbuat keji
pada hari itu. Sementara itu nabi Nuh as dan orang-orang yang bersama beliau
menaiki bahtera keselamatan dan bergerak di atas permukaan air. Ketika air
memenuhi semua tempat dan menyeret seluruh orang yang tersesat dan keras kepala
kepada kematian, dikeluarkan perintah Ilahi untuk penghentian hujan dan
gumpalan air dari dalam bumi dan bahtera nabi Nuh as berlandas dengan tenang di
atas gunung “Judiy”. Di tengah-tengah kejadian tersebut, ketika nabi Nuh as
melihat puteranya yang tidak berada pada jalan yang benar berada di tengah
orang-orang yang tenggelam mengangkat tangan sambil berdoa:
رَبِّ إِنَّ ابْنى مِنْ أَهْلى وَإِنَّ
وَعْدَكَ الحَقُّ وَأَنْتَ أَحْكَمُ الْحاكِمينَ
“Ya Tuhanku, sesungguhnya anakku, termasuk keluargaku (dan
Engkau telah berjanji menyelamatkankan keluargaku), dan sesungguhnya janji
Engkau itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.”[15]
Allah swt berfirman: “Hai Nuh, sesungguhnya dia bukanlah
termasuk keluargamu (yang dijanjikan akan diselamatkan), sesungguhnya
(perbuatannya) perbuatan yang tidak baik. Sebab itu janganlah kamu memohon
kepada-Ku sesuatu yang kamu tidak mengetahui (hakikat)nya. Sesungguhnya Aku
memperingatkan kepadamu supaya kamu jangan termasuk orang-orang yang tidak
berpengetahuan.”[16]
Nabi Nuh as sadar dan berkata:
رَبِّ إِنّى أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْئَلَكَ
ما لَيْسَ لى بِهِ عِلْمٌ، وَإِنْ لا تَغْفِرْ لى وَتَرْحَمْنى أَكُنْ مِنَ
الْخاسِرينَ
“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari
memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakikat)nya. Dan
sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas
kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi.”[17]
Sumber: http://www.quran.al-shia.org