“Wahai Tuhanku, ilhamkanlah daku supaya tetap
bersyukur akan nikmatmu yang engkau kurniakan kepadaku dan kepada ibu bapaku,
dan supaya aku tetap mengerjakan amal soleh yang Engkau redhai; dan jadikanlah
sifat-sifat kebaikan meresap masuk ke dalam jiwa zuriat keturunanku.
Sesungguhnya aku bertaubat kepadamu, dan sesungguhnya aku dari
orang-orang Islam (yang tunduk patuh kepadamu)”(Surah al-Ahqaf, 46:15)
Al-Qur'an yang telah
menyebutkan umur 40 tahun dengan tegas itu menjadi perhatian. Sehingga kita
lihat, saat memasuki usia ini para ulama salaf mencapai kebaikan amal mereka
dan menjadikannya sebagai hari-hari terbaik dalam hidupnya.
Allah Ta'ala berfirman,
حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ
وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي
أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ
لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
"Sehingga apabila dia
telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku,
tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan
kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh
yang Engkau ridai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada
anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri"." (QS. Al-Ahqaf: 15)
Keistimewaan Umur 40 Tahun
Sebagian orang menyebut,
umur empat puluh tahun penuh teka-teki dan penuh misteri. Sehingga terbit
sebuah buku berjudul, "Misteri Umur 40 tahun" yang diterbitkan
pustaka al-tibyan – Solo, diterjemahkan dari buku berbahasa Arab, Ya Ibna
al-Arba'in, oleh Ali bin Sa'id bin Da'jam.
Seseorang yang sudah
mencapai umur 40 tahun berarti akalnya sudah sampai pada tingkat kematangan
berfikir serta sudah mencapai kesempurnaan kedewasaan dan budi pekerti.
Sehingga secara umum, tidak akan berubah kondisi seseorang yang sudah mencapai
umur 40 tahun.
Al-Tsa'labi rahimahullah berkata,
"Sesungguhnya Allah menyebutkan umur 40 tahun karena ini sebagai batasan
bagi manusia dalam keberhasilan maupun keselamatannya."
Ibrahim al-Nakhai rahimahullah berkata,
"Mereka berkata (yakni para salaf), bahwa jika seseorang sudah mencapai
umur 40 tahun dan berada pada suatu perangai tertentu, maka ia tidak akan
pernah berubah hingga datang kematiannya."
Allah Ta'ala telah
mengangkat para nabi dan Rasul-Nya, kebanyakan, pada usia 40 tahun, seperti
kenabian dan kerasulan Muhammad, Nabi Musa, dan lainnya 'alaihim
al-Shalatu wa al-Sallam. Meskipun ada pengecualian sebagian dari mereka.
Imam al-Syaukani rahimahullah berkata,
"Para ahli tafsir berkata bahwa Allah Ta'ala tidak mengutus seorang Nabi
kecuali jika telah mencapai umur 40 tahun."
Dengan demikian, usia 40
tahun memiliki kekhususan tersendiri. Pada umumnya, usia 40 tahun adalah usia
yang tidak dianggap biasa, tetapi memiliki nilai lebih dan khusus.
Dihikayatkan, al-Khalil bin
Ahmad al-Farahidi adalah seorang laki-laki yang shalih, cerdas, sabar, murah
hati, berwibawa dan terhormat. Ia berkata, "manusia yang paling sempurna
akal dan pikirannya adalah apabila telah mencapai usia 40 tahun. Itu adalah
usia, di mana pada usia tersebut Allah Ta'ala mengutus Nabi Muhammad Shallallahu
'Alaihi Wasallam, dan pikiran manusia akan sangat jernih pada waktu
sahur."
Disebutkan tentang biografi
al-Hafidz Jalaluddin al-Suyuthi, "Bahwa ketika mencapai umur 40 tahun ia
berkonsentrasi untuk beribadah dan memutuskan diri dari hubungan dengan manusia
untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala, dan ia berpaling dari semua urusan
dunia dan umat manusia, seakan-akan ia tidak pernah kenal seorangpun dari
mereka. Dan ia terus menyusun karya-karya tulisnya. . ."
Sumber: