Nabi Muhammad SAW. Pernah mengajarkan doa kepada Abdullah bin Abbas, Beliau berkata: maukah engkau aku ajarkan doa yang kalau engkau ucapkan, Allah akan menghilangkan / melenyapkan kesusahan dan melunaskan hutang-hutangmu?, doa tersebut adalah : "Allohumma innii a’uudzubika minal hammi wal hazan wa a’uudzubika minal ’ajzi walkasai, wa a’uudzubika minal jubni wa bukhli, wa a’uudzu bika min gholabatid-daini wa qohrirrijaal." (HR.Abu Daud).
Allohumma innii a’uudzubika minal hammi wal hazan wa a’uudzubika minal ’ajzi walkasai, wa a’uudzubika minal jubni wa bukhli, wa a’uudzu bika min gholabatid-daini wa qohrirrijaal.
“Ya Allah ya Tuhan kami, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu daripada keluh kesah dan dukacita, aku berlindung kepada-Mu dari lemah kemauan dan malas, aku berlindung kepada-Mu daripada sifat pengecut dan kikir, aku berlindung kepada-Mu daripada tekanan hutang dan kezaliman manusia.” (HR Abu Dawud 4/353)
1. Suka berkeluh kesah atau merasa susah (hamm) ;
sesungguhnya manusia itu suka berkeluh kesah. Allah telah menyebutkan hal ini dalam alquran bahwa memang sifat manusia adalah suka berkeluh kesah. Jika kita dapat menghindarkan sifat ini; maka nikmat Allah akan senantiasa melimpah. Jika ujian hidup disikapi dengan ratapan keluh kesah, bukannya masalah tambah terang, namun biasanya malah bertambah runyam. Sebaliknya hati akan tenang ketika rasa syukur mampu kita hadirkan dalam perjalanan hidup kita. Bukankah Allah SWT telah berjanji akan menambah nikmatNya jika kita bersyukur dan memberi peringatan akan siksaNya yang pedih atas sifat kufur nikmat kita.
2. Kesedihan atau rasa sedih (hazan).
Manusia memang sukanya bersedih jika sesuatu yang diinginkannya tidak didapatkan, atau jika ditimpa musibah, atau jika dilecehkan oleh orang lain, atau karena sebab lain. Oleh sebab itu berlindung kepada Allah dari kesedihan adalah suatu hal yang sangat dibutuhkan, karena hanya Allahlah yang mampu menghilangkan kesedihan seorang hamba.
3. Kelamahan (’ajz);
Nabi pernah berpesan untuk hati-hati agar tidak meninggalkan generasi yang lemah sepeninggalnya kita. Lemah berarti tidak mempunyai kemampuan, kekuatan dalam bidang apapun. Yang lebih ditakutkan adalah lemah dalam iman dan akhlak. Oleh sebab itu mari kita senantiasa memberikan perhatian yang serius pada hal yang satu ini.
4. Malas (kasal).
Tidak ada orang yang suka kepada orang malas. Malas adalah sifat syetan. Allah melaknat syetan, dan janganlah sekali-kali mengikuti syetan. Dengan kemalasan tidak adanya produktifitas, tidak ada kemajuan dan tidak ada rizki. Hidup ini tidak akan berkembang jika sifat malas terus menerus dipelihara.
5. Pengecut (jubn).
Kita harus berani kalau benar, apalagi dalam menegakkan agama Allah. Tegakkan kebenaran dan cegahlah kemungkaran dengan tenaga, lisan dan hatimu.
6. Kikir/pelit/bahkil (bukhl,).
Nabi mengatakan bahwa orang yang kikir itu jauh dari Allah, jauh dari manusia dan dekat kepada neraka. Selanjutnya Beliau berpesan agar setiap muslim tidak boros dan tidak menjadikan tanggannya terbelenggu kebelakang serta tidak pula membukan tangganya terlalu lebar. Kalu terlalu pelit ia akan dicela dan jika terlalu boros ia akan menyesal. Jadi bersikaplah sederhana. Maka jauhkanlah sifat bahkil , kikir dan pelit karena sifat tersebut tidak disukai oleh Allah dan manusia. Syetan menakut-nakuti manusia dengan dibayang-bayangi kefakiran supaya seseorang tidak mau infaq, shodaqoh, zakat. “Syetan menjanjikan kefakiran kepadamu dan menyuruh yang jahat, dan Alloh menjanjikan kepadamu pengampunan dan keutamaan dariNya, Alloh itu maha luas rezekinya dan maha mengetahui.” (Al Quran Surah Al Baqarah : (2) : 268). Padahal dengan jelas Alloh menjanjikan kebahagiaan bagi orang yang tidak bakhil. “Barangsiapa dijaga dari kekikiran dirinya maka mereka itulah orang-orang yang berbahagia.” (QS Al Hasyr : 9).
7. Banyaknya hutang (ghalabatuddayn);
supaya terhindar dari penyakit ini maka kita harus selalu merasa cukup (ghina) terhadap setiap pemberian Alllah Subhanahu Wa Ta’ala. Tidak membelanjakan rezki kita kepada hal-hal yang tidak perlu dan bermanfaat, apalagi berhutang untuk hal-hal yang tidak perlu. Jika tidak mendesak, usahakan untuk tidak berhutang. Satu hal yang dijanjikan Allah adalah untuk selalu berzakat dan berinfaq/sadaqoh, karna Allah akan melipatgandakan/menambah harta kita apabila kita berzakat, infaq dan sadaqoh.
8. Penindasan manusia (qahrirrijaal).
Penindasan tetap saja ada dari zaman dulu hingga sekarang. Jika dulu penindasan pada umumnya dilakukan melalaui secara fisik, tapi sekarang penindasan dapat berupa banyak bentuk, misalnya penindasan dari segi ekonomi, budaya, dan sistem-sestem yang tidak sesuai dengan jalan Allah.
Mari kita berlindung dari kedelapan hal tersebut, semoga Allah memberikan taufiq dan pertolongannya kepada kita, Amin.