Etika Dalam Berdoa Adalah Syarat Lain Agar Doa Cepat Terkabul

Siapapun hamba Allah boleh berdoa dalam kondisi, keadaan dan Bahasa apapun kepada Allah SWT. Agar doa cepat terkabul  sebaiknya dilakukan pada tempat –tempat dan waktu-waktu yang mustajab. Namun syarat lain yang tidak kalah penting dalam berdoa untuk melengkapi kedua syarat di atas, yaitu adanya etika tertentu dalam berdoa.  Ada adab-adab dan syarat-syarat tertentu yang sepatutnya dilakukan oleh seorang hamba yang mengerti, agar doa kita lebih bernilai dan cepat terkabul. Salah satunya adalah yang tersirat dalam doa nabi Yusuf as.


Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil mimpi. (Wahai Tuhan) Pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang saleh”(QS Yusuf, 101).

Berikut makna dan etika dalam berdoa yang tersirat dalam doa nabi Yusuf as:


1.    Puja-pujinya panjang, permintaannya pendek.
Nabi yusuf tidak langsung meminta apa keinginannya kepada Allah. Dia mendahuluinya dengan memuji Allah. Permintaan beliau hanya di akhir doanya dan hanya satu kalimat, sementara kalimat puja puji nya kepada Allah melebihi panjang doanya.


2.    Sampaikan apa-apa yang telah kita terima dari Allah.
Menyampaikan dalam doa nikmat-nikmat yang pernah kita terima dari Allah menunjukkan rasa bersyukur kita kepada Allah. Dan itu juga merupakan salah satu bentuk pujian hamba kepada Allah SWT. Nabi Yusuf as melakukan itu dalam doanya.

3.    Berdoa tentang akhirat ketika berada di tempat mewah dan senang.
Nabi yusuf as berdoa kepada Allah dengan doa ini ketika beliau berada dalam puncak kekuasaannya. Artinya, berdoa bukan hanya ketika seorang hamba dalam keadaan susah dan ditimpa musibah seperti yang banyak dilakukan orang. Berdoa itu seharusnya juga dilakukan ketika hamba berada dalam keadaan senang.

4.       Meminta khusnul khatimah.
Ketika Nabi Yususf as berada di puncak kekuasannnya, beliau tidak meminta ditambah kenikmatan dan kekuasaan. Beliau ternyata minta wafat dalam khusnul khatimah, padahal beliau adalah seorang nabi dan rosul. Beliau lebih mengingat akhirat daripada dunia. Jadi dalam keadaan senangpun seorang hamba di sarankan untuk berdoa bagi akhiratnya.

Makna yang terkandung dalam doa nabi Yusuf di atas menyiratkan sebagian etika yang seharusnya dilakukan oleh seorang muslim. Mari kita membenahi etika dalam berdoa agar doa kita senantiasa dikabulkan oleh Allah SWT.


Wallahu a’lam