Manakah Yang Utama, Istighfar atau Bertasbih?

Istighfar adalah ucapan atau tindakan memohon maaf atau ampun kepada Allah SWT atas kesalahan dan dosa. Sedangkan tasbih adalah bacaan atau ucapan puji-pujian kepada Allah SWT. Lafal-lafal istighfar dan tasbih ini bermacam-macam dari yang pendek hingga panjang.

Lafal umum istigfar:


Lafal umum tasbih :


Jika Anda pernah bertanya manakah yang lebih baik atau utama dibaca diantara istighfar atau tasbih?

Pertanyaan ini pernah diajukan oleh seseorang kepada imam Ibnu Al-Jauziy. Dan beliau menjawab dengan menggunakan ilustrasi seperti ini,”Pakaian yang kotor lebih membutuhkan sabun daripada minyak wangi” maksudnya, jika raga manusia diilustrasikan sebagai pakaian yang kotor (penuh dengan noda/dosa) maka istighfar lebih utama dilakukan untuk membersihkan noda tersebut baru kemudian menghiasinya dengan minyak wangi.

Kedua ucapan tersebut (istighfar dan tasbih) adalah kalimat mulia, Kita dianjurkan untuk selalu mengucapkannya sebanyak-banyaknya. Namun istighfar dianjurkan untuk terlebih dulu dibaca, mengingat tidak ada manusia yang terlepas dari perbuatan dosa. Baru kemudian diiringi dengan memperbanyak membaca tasbih.

Wallahu a’lam


Doa Ketika Dihadang Perampok


Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan tentang kisah ashabul ukhdud dan perjalanan perjalanan pemuda soleh bersama raja yang zalim. Dalam kisah itu, sang pemuda soleh ini berkali-kali diancam oleh raja agar meninggalkan ajaran islam dan hendak dibunuh oleh sang raja dengan beraneka macam cara, namun semuanya gagal.

Yang pertama, raja menyuruh prajuritnya untuk membawa pemuda ini ke puncak gunung. Setelah sampai di puncak, lemparkan dia jika tidak mau keluar dari islam. Sesampainya di puncak gunung, pemuda soleh ini berdoa,

اللهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ

ALLAHUMMA IKFINIIHIM BIMA SYI’TA

Ya Allah, cukupkanlah aku dari kejahatan mereka dengan cara sesuai yang Engkau kehendaki.

Gunung itupun berguncang, hingga para prajurit itu berjatuhan. Sang pemuda selamat dan dia mendatangi raja sendirian. Kemudian sang raja menyuruh beberapa prajuritnya untuk membawa anak ini di atas perahu dan dibawa ke tangah lautan. Jika sampai di tengah, ceburkan dia ke laut.

Setelah sampai di tengah laut, sang pemuda ini berdoa dengan doa yang sama,

اللهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ

ALLAHUMMA IKFINIIHIM BIMA SYI’TA

Ya Allah, cukupkanlah aku dari kejahatan mereka dengan cara sesuai yang Engkau kehendaki.

Perahu itupun terbalik dan semua tenggelam, namun Allah selamatkan pemuda ini.
(HR. Muslim 3005).

Diantara pelajaran yang bisa kita ambil dari hadis di atas adalah doa ketika kita dihadang orang jahat atau mendapat ancaman dari orang yang hendak bertindak jahat kepada kita.

اللهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ

ALLAHUMMA IKFINIIHIM BIMA SYI’TA

Ya Allah, cukupkanlah aku dari kejahatan mereka dengan cara sesuai yang Engkau kehendaki.


www.konsultasisyariah.com