Doa Nabi Sulaiman as.

Nabi Sulaiman dan nabi Daud termasuk nabi-nabi Ilahi yang Allah swt sebutkan dengan baik di dalam al-Qur’an. Karena nabi Sulaiman as memiliki ketertarikan luar biasa kepada kuda, tentara beliau mengatur pertandingan balapan kuda untuk mempersiapkan diri berperang menghadapi musuh dan nabi Sulaiman as menyaksikan pertunjukan tersebut. Pertandingan berjalan lama sementara waktu utama shalat telah berlalu. Allah swt yang hendak menguji nabi Sulaiman as memaparkan sebuah jenazah di hadapan beliau as. Nabi Sulaiman as menghadapkan wajah ke hadirat Ilahi dan mengangkat tangan berdoa dan berkata:

رَبِّ اغْفِرْ لى‏ وَهَبْ لى‏ مُلْكاً لا يَنْبَغى‏ لأَحَدٍ مِنْ بَعْدى‏ إِنَّكَ أَنْتَ الوَهَّابُ

“Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang jua pun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi.” (QS. Shaad [38]: 35.)


Allah swt pun mewujudkan keinginan beliau dan menganugerahkan sebuah kerajaan tiada banding kepada beliau as. Setelah ribuan tahun berlalu kisah kerajaan nabi Sulaiman masih tetap dibicarakan dan kebesaran dan keagungannya selalu diingat.

Nabi Sulaiman ‘alaihis salam adalah seorang rasul yang diutus kepada Bani Israil. Beliau adalah putra dari Nabi Daud ‘alaihis salam. Sang ayah adalah rasul sekaligus raja Bani Israil. Nabi Sulaiman ‘alaihis salam mewarisi tahta kerajaan dari sang ayah.

Allah Ta’ala mengaruniakan ilmu, hikmah, kenabian dan kerajaan kepada ayah dan putranya. Allah Ta’ala mengisahkan doa tanda syukur Nabi Daud dan Sulaiman ‘alaihimas salam atas nikmat-nikmat tersebut, dengan firman-Nya:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي فَضَّلَنَا عَلَى كَثِيرٍ مِنْ عِبَادِهِ الْمُؤْمِنِينَ

“Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami [dengan berbagai karunia-Nya] dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman.”(QS. An-Naml [27]: 15)

Allah Ta’ala juga mengaruniakan kepada Nabi Sulaiman ‘alaihis salam kemampuan memahami bahasa binatang. Suatu ketika Nabi Sulaiman ‘alaihis salam membawa pasukannya berjalan melewati sebuah lembah yang menjadi sarang bangsa semut. Melihat kehadiran pasukan manusia yang akan berjalan melewati lembah tersebut, pemimpin semut pun memberikan perintah kepada anak buahnya: “Wahai bangsa semut, masuklah kalian ke sarang-sarang kalian! Jangan sampai Nabi Sulaiman dan pasukannya menginjak kalian tanpa mereka sadari.”

Mendengar ucapan pemimpin bangsa semut tersebut, Nabi Sulaiman ‘alaihis salam tersenyum. Beliau lantas berdoa kepada Allah Ta’ala sebagai wujud atas rasa syukur beliau. Beliau berdoa:

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّالِحِينَ

“Ya Rabbku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada ibu bapakku, dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridhai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.”(QS. An-Naml [27]: 19)

Semakin tinggi keimanan seseorang, maka rasa syukurnya kepada Allah Ta’ala juga semakin tinggi. Kita semua senantiasa mendapatkan curahan nikmat Allah Ta’ala tanpa henti, tanpa kita sadari, dan tanpa bisa kita hitung-hitung.

Sudah menjadi kewajiban kita semua untuk senantiasa pandai bersyukur kepada Allah Ta’ala. Kita semua tentu ingin menjadi orang yang senantiasa bisa beramal shalih dan masuk dalam golongan hamba-hamba Allah yang shalih. Maka alangkah baiknya apabila doa syukur Nabi Sulaiman ‘alaihis salam ini senantiasa menghiasi bibir dan hati kita.

Wallahu a’lam bish-shawab.
Sumber: arrahmah.com